Kota salatiga sebagai salah satu pusat kegiatan wilayah (PKW) di Propinsi Jawa Tengah, ternyata belum diimbangi dengan sarana dan prasarana transportasi yang memadai. Kota ini hanya memiliki 1 terminal bus dan 1 terminal angkota. Sementara kendaraan umum yang beroperasi di Kota ini mulai dari angkota, angkudes, minibus dan bus AKDP dan AKAP belum semuanya terpenuhi dengan terminal yang ada. Akibatnya angkutan umum tidak ada tempat untuk ngetem dan meluber di luar terminal bahkan ngetem di persimpangan strategis untuk mencari penumpang, terutama angkota dan angkudes yang belum ada tempatnya.
ANGKOTA NGETEM DI BUNDERAN DEPAN RAMAYANA
Angkota pada saat jam-jam sepi penumpang didapati ngetem di sekitar tugu bunderan depan Ramayana, bahkan jauh dari Terminal Tamansari. Angkudes terlihat ngetem di sepanjang jalan Pattimura mulai Tugu bunderan hingga Pasar Sayangan, Angkudes yang lain ngetem di persimpangan Jalan Johar, Pasar Blauran, simpang Pasar Jetis, simpang Tingkir. Sementara Minibus banyak ditemui di simpang Pasar Sapi (Pasar Rejosari) dan simpang Kauman. Inilah yang dijumpai di Salatiga, seolah-olah seluruh penjuru kota menjadi terminal, terbesar dan terpanjang di Indonesia.
PETA SEBARAN ANGKUTAN NGETEM DI SALATIGA
Terlihat pada peta, pusat kota terutama pada persimpangan dikelilingi oleh angkutan umum yang ngetem, ini sebagai salah satu penyebab kemacetan di pusat kota dan kurang optimalnya kinerja simpang.
Pemerintah Kota Salatiga melalui Bappeda sebenarnya telah melakukan Studi Kelayakan Terminal Type C pada tahun 2006, sebagai sarana pelayanan bagi angkota dan angkudes, akan tetapi hingga sekarang belum ada realisasi dari dinas terkait. Direncanakan ada 4 titik Terminal Type C, yang pertama di jalan Hasanudin sebagai pelayanan angkota, angkudes dan minibus dari arah Kopeng-Magelang, yang kedua di Jalan Lingkar Selatan di daerah Pulutan, sebagai sarana angkota, angkudes dari Banyubiru-Ambarawa. Ketiga di jalan Patimura sebagai sarana angkota, angkudes dan minibus dari Beringin-Purwodadi, keempat di daerah Sidorejo Kidul untuk melayani angkota, angkudes dari Dadap Ayam.
PETA LOKASI TERMINAL TYPE C DI SALATIGA
Terlihat pada peta, Terminal Type C terletak di darah pinggiran kota, direncanakan agar angkudes, maupun minibus tidak masuk ke pusat kota, dan penumpang dapat berganti moda transportasi menggunakan angkota untuk masuk ke pusat kota. Diharapkan dengan sistem seperti ini dapat mengurangi kemacetan di pusat kota dan kinerja simpang dapat lebih maksimal.
Menatap Masa Depan Melalui Pemilukada
13 tahun yang lalu
Salatiga emang kota terminal angkot, becak, dan dokar.....kota salatiga makin lama enggak semakin tertib, bersih, indah tapi salatiga dari tahun ke tahun semakin bertambah kumuh......
BalasHapusapa lagi dipusat kotanya/sekitar bundaran kaloka....keliatannya ada hotel berbintang, rumah dinas pejabat tertinggi di sala3, mal...tapi kumuhnya minta ampun....angkot, dokar, becak berceceran dimana2, ngetem di mana2.., jalan jend. sudirman sudah overload, sering macet, banyak mobil, motor parkir tidak teratur, lewat Jend.sudirman naik motor saja sekarang susah.....
kabarnya jendsud mau di jadiin satu arah...ya semoga dapat memperbaiki kondisi jadi lebih baik, asal jangan memindahkan keruwetan kota ke jalan-jalan yang lain, karena kalau jadi satu arah otomatis jalur jalan lain yang dikorbankan kan???
BalasHapuskacau abiezzzzz......
BalasHapuslucu bgt posting nya
klo terminal salatiga pas jaman kolonial di mana ya
BalasHapusAku sangat cinta Salatiga ... ayo pak walikota diatur dan dibenahi dong ... buatlah Salatiga Sehat Tertib Bersih Indah dan Aman ... matur nuwun.
BalasHapus