29 Januari 2009

Hilangnya kesejukan

Lima belas tahun lalu, ketika masih sekolah di kota ini, tiap pagi berangkat sekolah selalu kedinginan plus berkabut.

Lima belas tahun setelah merantau ke kota besar sekarang pulang ke kota ini, tiap pagi berangkat kerja selalu terjebak macet, panas dan berkeringat.

Ada apa dengan Salatiga sekarang?

Apakah ini global warming?



Sekarang pertumbuhan pembangunan di Salatiga seolah tidak terkendali, tanpa ada kontrol yang jelas dari pemangku kebijakan. Tidak disisakan untuk ruang terbuka, tidak ada batasan dalam Building Coverage Ratio (BCR). Kerusakan lingkungan di kota ini memberikan andil bagi pemanasan global. Pembukaan lahan yang membabi buta untuk perumahan, penebangan pohon penghijauan kota, bahkan sungai pun ikut diurug dan polusi dari kendaraan bermotor maupun industri.



Dahulu Salatiga dikenal dengan pohon-pohon yang besar di kiri kanan jalan memberi keteduhan, sekarang tinggal beberapa tempat saja yang tersisa, bahkan mungkin menunggu ditebang.
Pembangunan insfrastruktur seperti Pelebaran jalan, pembuatan trotoar mengalahkan pohon pohon yang telah di tanam sejak jaman Belanda.

Aturan tingggal aturan. IMB hanya menjadi formalitas saja tanpa turun ke lapangan untuk mengecek. Banyak terjadi IMB mensyaratkan BCR tertentu dan berbagai ketentuan lainnya, tetapi yang terjadi di lapangan pemohon melanggarnya. Bahkan mekanisme perijinan seperti konversi lahan, ijin lokasi dsb, banyak yang melanggar. Sebenarnya aturan mainnya sudah jelas, sudah ada aturan yang mengatur berapa BCR di tiap blok kota, aturan Sepadan bangunan terhadap jalan maupun sungai, ada aturan untuk industri di Salatiga terutama yang non polutan, dll

Kota ini masih tertolong dengan adanya pemekaran kota, masih ada potensi ruang kota yang dapat dipertahankan untuk ruang terbuka hijau. Masih ada kurang lebih 200 Ha lahan sawah di Salatiga, masih ada hutan karet. Tinggal bagaimana kita bersikap, apakah mempertahankannya atau menkonversinya menjadi hutan beton?

3 komentar:

  1. iya sekarang kalau tidur malam hari gak pake selimut gak papa, bahkan masih berkeringat, kalau dulu dingin banget

    BalasHapus
  2. yg sudah terjadi biarlah terjadi...tdk usah menyesal yg perlu dipikirkan gimana masa depan Salatiga selanjutnya....bila dgn panasnya kota masy salatiga jadi sadar maka biarlah itu terjadi kadang-kadang pembelajaran negatif diperlukan...yg penting kita berpikir maju dan selalu optimis titik

    BalasHapus
  3. selak kiamat... ora sadar-sadar

    BalasHapus